Setiap pulang ke rumah, jalan malioboro selalu kulalui.
Pada awalnya biasa saja, namun setelah lama kuamati ternyata ada hal menarik perhatianku
yaitu . . . .
Plang Jalan Malioboro
Sebagian orang berfikir bahwa itu adalah sebuah plang nama jalan biasa, tak ada yang spesial.
Namun, bagi banyak orang yang berlibur ke Jogja, plang jalan malioboro ini tak boleh dilewatkan,
Setiap kali kulalui, sering kulihat beberapa wisatawan sedang berfoto dengan plang ini,
bahkan mereka rela antri dengan banyak orang untuk mendapatkan kesempatan berfoto.
Aku berfikir mungkin orang asli Jogja bahkan belum pernah berfoto bersama plang jalan malioboro.
Saat saudaraku dari Jakarta datang ke Malioboro bersamaku, kuberitahu dia bahwa wajib untuk berfoto bersama plang ini.
Dia pun berkata saat harus antri untuk berfoto,
"Wah Ga, kita bawa aja itu plang nya buat foto kita sendiri'
"Haha, dinehi tarif wae, sewusewu ngko mesti sugih" jawabku..
Sebuah plang nama jalan mungkin hal yang tidak istimewa,
Namun plang jalan malioboro ini berbeda.
Ia istimewa seperti kota Jogja,
Seperti halnya gudeg, bakpia, jalan Malioboro, km 0, Keraton Jogja,
Plang bertuliskan Jalan Malioboro dengan tulisan aksara jawanya ini tentu tak boleh dilewatkan saat datang ke Jogja.
Oya, foto diatas diambil saat liburan selo nan panjang, bersama temanku Ongky.
Kami mungkin orang yang aneh karena datang ke Malioboro hanya untuk foto bersama plang itu dan plang jalan Pasar Kembang (Anti Mainstream menurut kami).